Selasa, 24 Desember 2024
Fira Nursaifah Marsaoly
Bekerja di sektor pariwisata membutuhkan personalitas yang dapat bertingkah-laku baik. Hal ini sebagaimana disampaikan John Urry dalam bukunya yang berjudul The Tourist Gaze bahwa persyaratan bekerja yang paling utama ialah sifat dan kepribadian diri, kemudian dibarengi dengan kemampuan. Secara khusus pada pekerja kapal pesiar, dibutuhkan pribadi yang tidak hanya menarik dari segi fisik tapi juga cakap dalam bahasa dan pelayanan. Bekerja di atas lautan dengan kapal pesiar sama halnya dengan pekerja lain pada umumnya yang memiliki sistem kerja. Berdasarkan aturan dalam organisasi internasional yang mempunyai kewajiban mengatur jam kerja kru kapal pesiar atau dikenal dengan International Labour Organization (ILO), sistem pekerjaan di kapal pesiar tidak boleh melebihi 14 jam/hari.
ILO melalui Maritime Labour Convention (MLC) 2006 menetapkan aturan yang jelas tentang jam kerja kru kapal pesiar untuk melindungi kesejahteraan mereka. Dalam peraturan ini, kru tidak boleh bekerja lebih dari 14 jam dalam sehari atau lebih dari 72 jam dalam seminggu. Selain itu, kru juga diwajibkan mendapatkan waktu istirahat minimal 10 jam dalam periode 24 jam dan setidaknya 77 jam istirahat selama tujuh hari. Waktu istirahat ini dapat dibagi menjadi beberapa periode, tetapi satu periode istirahat tidak boleh kurang dari enam jam berturut-turut.
Di kapal pesiar, sistem kerja biasanya diatur dalam format shift untuk memastikan layanan tetap berjalan tanpa gangguan selama 24 jam. Shift ini dirancang agar sesuai dengan jam kerja maksimum yang diizinkan oleh ILO. Contohnya, kru dapur atau restoran biasanya bekerja dalam dua shift utama: pagi hingga siang dan sore hingga malam, dengan jeda istirahat di antara shift. Sementara itu, kru housekeeping sering bekerja dalam pola bergiliran untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan kabin tamu sepanjang hari.
Meski aturan ini telah ditetapkan, bekerja di kapal pesiar tetap menuntut ketahanan fisik dan mental yang tinggi. Lingkungan kerja yang intens, jam kerja panjang, dan waktu istirahat yang terbatas sering menjadi tantangan bagi para kru. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan kapal pesiar menyediakan fasilitas rekreasi seperti gym, ruang santai, dan akses internet untuk mendukung kesejahteraan kru selama di kapal. Selain itu, pelatihan manajemen waktu dan stres juga menjadi bagian dari program pengembangan kru.
Kepatuhan terhadap aturan ILO tidak hanya penting untuk melindungi kru dari kelelahan berlebihan, tetapi juga untuk memastikan kualitas pelayanan kepada penumpang. Pelanggaran terhadap aturan ini dapat menyebabkan denda berat bagi perusahaan dan memengaruhi reputasi mereka di industri pariwisata global. Oleh karena itu, banyak operator kapal pesiar yang kini menggunakan teknologi pemantauan jam kerja untuk memastikan kru mendapatkan waktu istirahat yang layak.
Dengan sistem kerja yang diatur sedemikian rupa, kru kapal pesiar diharapkan dapat menjalankan tugas mereka dengan maksimal tanpa mengorbankan kesehatan dan kesejahteraan. Peran aturan ILO menjadi sangat penting untuk menciptakan keseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan kebutuhan pribadi para pekerja, sehingga industri kapal pesiar dapat terus berkembang dengan tenaga kerja yang bahagia dan produktif.
2024-10-23 13:25:08
2024-10-23 13:22:41
2024-09-18 22:04:48
2024-09-02 09:10:53
2024-08-15 13:14:43